Sunday 23 August 2015

Cerita Segala Warna Sejarah Berdirinya Masjid Desa Kebangan


Masjid dengan arsitektur moderen dan berdiri megah di tengah desa kembangan membuat bangga warga desa kembangan . Masjid bercorak cerah itu bernama Masjid Roudlotul Fallah. Bicara masjid besar dan berdiri kokoh tentunya pernah mengalami masa - masa awal, masa pertama berdirinya masjid. Nah Didalam kemasan kali ini tim prasojo kaniraras akan sedikit memberi gambaran sejarah berdirinya masjid desa kembangan.
  
Masjid yang berdiri pada bumi RT 4 desa kembangan itu , dibangun pada dasawarsa Kedua abad 20, tepatnya pada tahun 1911 masjid desa kembangan pertama mulai dibangun pada pemerintahan petinggi kartowiryo, ide atau penggagas pendirian masjid pada masa itu adalah mbah sakio , sakio adalah moden pertamakali desa kembangan.

Niat baik mbah sakio untuk mendirikan masjid mendapat dukungan dari warga muslimin desa kembangan sehingga ada salah satu warga yang ikhlas mewakafkan tanah untuk pembangunan masjid. Yaitu tanah yang diwakafkan adalah milik kakek dari wak adnan , sedangkan wak adenan adalah bapaknya yu genduk (ibunya Angga) sebelah utara masjid.

Dengan pengerjaan secara gotong royong masjid bisa terwujud dengan bangunan ala kadarnya pada masa itu ( sangat sederhana) , dengan adanya masjid masyarakat desa kembangan semakin giat beribadah. Pada masa itu pembimbing atau tokoh agama pertama  adalah sujai ridin (sebagai ustadz).

Seiring bergesernya waktu berubahnya zaman bangunan masjid mulai lapuk dimakan usia , akhirnya pada tahun 1953 masjid mengalami renovasi yang pertama yang dulunya hanya 2 empyak , ditambahi serambi akhirnya menjadi 4 empyak (Tambah lebar). Dan Renovasi tersebut menggunakan “kayu peteng “ , kayu peteng yang dimaksud adalah kayu yang diambil dari hutan . Kala itu yang berjuang mencari kayu adalah iknar muda (senden dongkol) dan kawan – kawan . yang pada masa itu sangat sulit mencari kayu , akhirnya iknar muda punya siasat yang disebut kayu peteng tersebut.


Ditahun 1954, Kemudian dibentuk ikatan atau yang sekarang dikenal dengan remaja masjid, yang anggotanya antara lain. Iknar senden dongkol , wak haji manan (suwaji), wak haji majid ( sajam) ,dan kawan – kawan. Remaja ini juga yang giat mencari dana untuk penyempurnaan pembangunan masjid. Dengan cara menarik suwadaya masyarakat yang diambil dari urun padi dan jagung. 

Renovasi Masjid yang kedua pada tahun 1960 , di tahun itu masjid desa kembangan dibongkar total, dari bentuk bangunan dan ukurannya bertambah besar.  Bahan bangunan dari kayu jati dan berdinding blabak atau gebyok, sedangkan penyandang dana utama untuk pembangunan masjid adalah mbah karlin , mbah Karlin sendiri adalah kakeknya bapak Ikhnar (senden dongkol) , serta ditambah dengan dana swadaya masyarakat.
Dikala itu bangunan sudah sedikit moderen bentuk masjid menjulang  tinggi , Namun pada masa itu masjid belum memiliki speker atau pengeras suara , sehingga tempat adzan dibuatkan khusus yang  agak tinggi yang disebut andang. Pernah juga terjadi peristiwa yang disebut " tragedi waktarji "  yaitu kira – kira ditahun 1972 atau 1973 , ketika wak tarji ( suami wak kayatun RT 2) sedang adzan, tiba - tiba terjatuh dari atas andang, untungnya sarung wak tarji kecantol ( tersangkut) , sehingga wak tarji gaong- gaong tidak sampai terjatuh ke lantai dan selamatlah yang memiliki suara adzan melengking serta merdu itu .

Pada masa itu yang bertugas menjaga dan membersihkan masjid adalah yai rais dan wak adnan. Kedua orang ini selalu rukun berbagi tugas , yai rais adalah bapaknya wak sayu RT 3 (ibu dari Arum dan Laily), sedangkan wak adnan adalah bapaknya yu gendok RT 4.
 
Karena belum mempunyai speker atau pengeras suara untuk menandai masuknya waktu sholat , kala itu masjid mengandalkan kentongan dan bedug .

Sedikit arti filosofi dari kentongan dan bedug , kentongan bila dipukul berbunyi ”tong “ tong “ tong” , artinya masjid masih kotong (kosong) yang belum terisi oleh jamaah . sedangkan bedug bila ditabuh berbunyi “deng “ deng “ deng” artinya masjid masih sedeng (muat ) untuk berjamaah . Dan khusus  hari jumat ketika bedug ditabuh , pada saat itu orang kembangan menyembutnya “ bedung drendeng “ diantaara jam 11 hingga masuknya adzan Dzuhur, bedug drendeng artinya menunggu orang orang yang masih nggendeng atau ndableg .

Yai rais diberi tugas oleh takmir masjid pada waktu itu memang sangat bertanggung jawab, sehingga untuk menabuh beduk tanda masuk waktunya sholat itu di percayakan kepada yai rais.


Nah khususnya untuk menabuh beduk di hari  jum’at itu ada iramanya tersendiri, anak – anak atau para remaja pada masa itu sangat senang dan saling berebut untuk menabuh beduk jum’atan, namun yai rais punya peraturan bagi anak – anak atau remaja yang belum bisa menabuh menurut irama yai rais belum dianggap lulus dan tidak diizinkan menabuh. Remaja pada masa itu yang dianggap yai rais paling pandai menabuh bedug  jum’atan adalah kasmolan, kasimun dan mudlhofar Bapaknya Aan RT 3. Penulis sebenarnya juga ingin menabuh tetapi waktu itu belum Gaduk (Sampai) karena bedug digantung agak tinggi.


Baru pada tahun 1975 masjid mempunyai speker ,  pengeras suara ini yang memegang kuncinya mesin ampli adalah abdul sholeh saat remaja, beliau sekaligus bertugas mengisi  setrum aki karena waktu itu belum ada listrik.

Kembali kerenovasi masjid, renovasi masjid ketiga dilakukan pada tahun 1977 masjid dibongkar total tepat pada bulan september tahun 1977, masjid yang dulunya kayu jati dibongkar total dan rencana di bangun dengan bangunan moderen atau berdinding tembok, kala itu pemerintah desa menjual sawah dua petak yaitu sawah segan dan sawah wedusan. Saat penjualan sawah ketika pemerintahan petinggi Maskun. Sekilas tentang sawah segan dan wedusan konon adalah sawah yang hasil pertaniannya untuk nyadran yang pernah ada di desa kembangan.

Ditahun itu Panitia pembangunan masjid yang dipimpin oleh wak H. Suraman atau H. Mansur , beliau selalu giat mencari dana swadaya dari masyarakat. Pembangunan masjid memakan waktu yang cukup panjang , karena terbatasnya dana hampir 5 tahun masjid mendekati sempurna, sehingga terwujudlah masjid yang lebih populer dengan sebutan masjid seperti bekupon. Mempunyai masjid tembok remaja masjid pada waktu itu sangat giat dan kompak yang dimotori oleh zaini atau zen  kakaknya zuber,  tarlan, abdu samad, maruji, mad said, Alm H. umar, dan Alm abdul sholeh.

Pada tahun 1979 masjid mulai difungsikan untuk ngaji Al-Quran sehabis sholat magrib sampai isya’ untuk anak – anak. Pada waktu itu anak – anak sangat ramai, ngaji bareng – bareng dimasjid meski hanya menggunakan lampu setrongkeng atau petromak . Kala itu yang mengajar mengaji Al- Quran adalah wak moden Jamal, wak H. Mansur, wak muktar beliau bertiga merupakan guru (ustadz) senior dan dibantu oleh guru yang junior yaitu antara lain zen, mad said, tarlan, tarno, umar, marjono (mantan Pak RT 3), abdu samad, maruji, abdul sholeh. Sedangkan untuk ngaji doa- doa sholat , anak – anak di ajar oleh Wak iknar (Senden dongkol RT 3).

Ngaji seperti itu berjalan hingga beberapa tahun, akhirnya penulis pun tidak mengikuti kegiatan tersebut karena melanjutkan sekolah ke jombang, nah selanjutnya seiring bertambahnya usia yai rais dan wak adnan telah wafat, Akhirnya penjaga masjid diganti wak pandi dan wak tarno dibantu wak maddrahim. Bersamaan itu takmir masjid mulai di pegang oleh Almrhum H. Jamal ayah dari Moden Baidlowi. Ketika takmir masjid di pegang oleh H . jamal , beliau memiliki ide untuk memberi nama Masjid dengan nama Masjid Roudlotul fallah tepatnya pada Tahun 1986 . Muadzin inti waktu itu adalah wak pake dan di bantu oleh rasemat muda .


Seiring berkembangnya jaman , masjid seperti bekupon dirasa sudah ketinggalan jaman sepakat takmir masjid berencana membongkar dan merenovasi kembali masjid desa kembangan. Pada tahun 1999 dimulai penggalangan dana dari warga masyarakat desa kembangan baik yang ada di rantau maupun yang ada di desa. Keunikan dalam penggalangan dana khusunya untuk warga rantau yaitu warga rantau penjual Soto dan Pecel lele diminta setiap malemnya menyisihkan satu porsi selama tiga tahun.

Pengumpulkan dana dirasa sudah cukup akhirnya pada tahun 2001 masjid dibongkar total dengan kata lain renovasi ke 4 , Masjid yang mengalami 3 Tahap (Pembongkaran, pengecoran dak, dan marmerisasi) di bongkar total pada tahun 2001, Dan pembangunan masjid dimulai pada hari rabo pon tanggal 26 juni 2002, peletakkan batu pertama di hadiri oleh KH. Abdullah Faqih dari Langitan dan di sah kan oleh beliau juga. dengan bangunan seperti yang sekarang ini. Penggalangan dana yang dimotori petinggi maskuri dan takmir masjid pada waktu itu wak moden jamal sangat sukses, masjid sudah berjalan dalam pembangunan , penggalanagan dana juga masih tetap berjalan sehingga Alhamdulillah masyarakat desa kembangan berhasil membangun masjid yang besar yang bergaya timur tengah atasnya ada tumpeng raksasa ( kuba).

Dengan masjid moderen  bergaya timur tengah  maka pengelolaan atau manajemen masjid dirubah total, namun ketua takmir masjid masih di pegang oleh wak moden jamal, untuk menjaga masjid ketua takmir masjid menunjuk Almrh H. Umar dan wak Maji Topa, pernah juga ada muadzin bayaran dari mbloro jawa tengah namun itu tidak berlangsung.  Di Seluruh kegiatan masjid dibawah kendali wakmoden jamal remaja masjid ketika itu sangat giat sehingga di masjid Raudlotul falah pernah diadakan kegiatan istighosah besar - besaran. Remaja masjid ketika itu jamannya Mashuda.

Tidak lama selang beberapa tahun kemudian Masjid Raudlotul fallah berduka cita dengan wafatnya tokoh agama dan sekaligus ketua takmir masjid yaitu H jamal atau H. Zainuddin (Wak moden kala itu), selanjutnya anggota takmir masjid sidang pleno akhirnya dengan sepakat memilih Bpk Marzuki sebagai ketua takmir Masid baru.

Dengan ketua takmir masjid baru tentunya memiliki program - program baru baik dibidang pemeliharan maupun kegiatan masjid, Namun beberapa saat pak marzuki mengalami kebingungan karena sementara desa kehilangan Moden untuk mengendalian urusan jamaah masjid, sedangkan pak marzuki sendiri bukanlah sebagai moden . Barulah dua tahun kemudian desa kembangan memiliki moden baru setelah terpilihnya Baidlowi secara aklamasi. Hingga sampai saat ini masjid terpelihara dengan baik , dengan penjaga wak parno, muadzin tetap adalah Rasemat bin Rasini dan pembntu umum Mad Rahim.

Kurang lebih demikian cerita segala warna sejarah masjid desa kembangan. Bila ada salah kata penyebutan nama dan tahun, kami tim prasojo kaniraras mohon maaf sebesar - besarnya. Masjid di tengah desa kembangan yang terlihat kokoh dan moderen yang membuat warga desa kembangan bangga memiliki masjid yang elok itu. Semoga beliau - beliau yang berjasa atas jiwa raganya yang dicurahan untuk masjid, semoga mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Amiiiin.

Dirilis  : Oleh Admin Cangkru'e Desa Kembangan
Penulis : Pak lek Prasojo Kaniraras
Sumber : Pak lek Prasojo Kaniraras dan Pakdhe Guno

No comments:

Post a Comment