Saturday 31 October 2015

Impian Pemuda Dan Gambaran Desa Kembangan Di Tahun 70-an _ Episode 5



Masih di tahun 1978 , dengan keberadaan Pukesmas di desa kembangan kesehatan masyarakat desa kembangan banyak terbantu dalam masalah kesehatan, namun pada masa itu nama pokesmas belum populer , warga desa kembangan menyebutnya dengan sebutan klinik. Sebelum adanya pokesmas didesa kembangan , warga desa berobat ke desa mbulu , diklinik mantri pak iyus. Warga desa ikut merasa bangga karena Pusat kesehatan kecamatan sekaran berada di desa kembangan . Pada awalnya yang bertugas di sana adalah Dokter Cina , yang menempati rumah dinas di belakang rumah wak tarsih. dan yang kedua pak Budi, dokter dari segio, dan satu bidan yang bernama ibu Tin.

Keberadaan pukismas banyak bermanfaat tidak hanya untuk masyarakat desa kembangan saja , karena terbukti malah pasien banyak berasal dari desa mbugo. Pada masa itu masih minim transportasi sehingga pasien yang datang dari mbugo melalui jalur sawah , pasiennya di gotong menggunakan bayang (tempat tidur ) , kadang pula pasien dimasukkan dalam sarung di pikul dua orang dengan bongkotan (bambu). Dan apabila musim pengujan, rawa mulai tergenang air , pasien dari desa nduri wetan dan desa manyar di angut dengan perahu keling (kayu lontar).

Dokter yang paling memasyarakat adalah bapak Budi karena orangnya sangat ramah, pak Budi sendiri memiliki asisten pribadi yang bernama Wahab. Wahab adalah adiknya pak prayetno RT 3. Namun sayang Wahab tidak begitu lama menjadi asisten karena terlibat kasus makanan Koncit , akhirnya wahab merantau ke kalimantan selama 7 Tahun. Tidak lama dari kepergian wahab, pak budi memutuskan buka praktik sendiri di desa sekaran. 

Ditahun - tahun itulah masyarakat desa kembangan agak melek masalah kesehatan. Karena sebelumnya masalah minum saja, air yang diminum warga adalah mengambil dari telaga etan maupun kulon langsung di minum tanpa dimasak terlebih dahulu.

Diakhir tahun 1978 terjadi Pagebluk di desa kembangan , karena hampir seluruh anak warga desa  kembangan terserang wabah kolera atau muntaber, hingga pukismas tidak mampu menampung pasien dari desa kembangan. Akhirnya kepala pokesmas menginstruksikan pada petinggi Maskun untuk mengumumkan bahwa air minum yang berasal dari telaga harus dimasak terlebih dahulu. yang bertugas sebagai penyiar adalah bapak bayan Matoran. Barulah di tahun itu warga desa kembangan menerapkan memasak air minum hingga saat ini.

Sebelum keberadaan pukesmas ditahun 1975 hingga 1976 berdiri pasar sore desa kembangan. yang tepat berada di atas bumi pukesmas. Namun keberadaan pasar sore tidak begitu lama karena kalah rame dengan pasar siman. Di masa tenggang antara bangkrutnya kawasan pasar sore desa kembangan dengan berdirinya pokismas , tanah yang tidak begitu luas itu dimanfaatkan pemuda desa kembangan  untuk bermain bola.

Akhirnya para penjual  sebagian pindah ke pasar siman dan ada yang memutuskan berdagang di dalam kampung desa kembangan, salah satunya adalah Almarhum wak Tinah ibunya H. Seafood ( Maskod). yang berjualan lijo di depan rumahnya. ada juga sebagian yang berjualan jajan - jajan memutuskan berjualan di lurung njero (njar njero jalan RT 5 dari wak isro' sampek Lumbung). sehingga di sore hari suasana lurung njero sangat meriah dan rame karena menjadi arena bermain anak - anak kala itu. terutama bermain nekeran (klereng) dan keh-kehan (gasing).

Dari sepanjag jalan lurung njeroh itu tiap sore pemuda desa kembangan selalu tumpah menjadi satu di jalan itu. Bermain keh - kehan di motori bapak kasmolan ,padelil , isnan, H. Roslan . Sedangkan sebelah utara yang sekarang tepatnya lapangan voly dan lumbung desa menjadi arena bermain sepak bola. Yang berjualan jajanan yang sangat melegenda adalah ibunya wak lasmuni mbahnya David. dengan jualan srintil dan krupuk kuping.

Lurung njero atau lebih populer dengan sebutan lurung gedhe , karena gang itulah yang paling lebar dan juga menjadi cikal bakal desa kembangan yang pertama, dijaman dulu sering ketika malam hari ada penjual jamu baik dari air mancur atau jamu jago selalu memilih tempat dilurung njeroh itu untuk menggelar jualan jamu dan memamerkan aksi akrobatnya tukang jamu. Paklik prasojo juga pernah diminta partisipasinya untuk ikut akrobat dan menaiki sepeda roda satu serta bermain juggling 3 buah topi diatasnya. Masa itu penerangan masih menggunakan lampu petromak tepat berada di rumah ibu padilah. Dan Paklik prasojo sangat senang kala itu meski di upahi 50 Rupiah.

Itulah sekilas gambaran keberadaan pusat kesehatan desa kembangan dan kemeriahan lurung njeroh jaman dulu bermula dari bubaran pasar sore desa kembangan.

Bersambung lagi broo ,., Dan nantikan Gambaran desa kembangan tempo dulu hanya di Cangkru'e Desa Kembangan (CDK)!!!!

Baca cerita sebelumya disini

Dirilis  : Oleh Admin Cangkru'e Desa Kembangan
Penulis : Pak lek Prasojo Kaniraras
Sumber : Pak lek Prasojo Kaniraras dan Pakdhe Guno

No comments:

Post a Comment